Jumat, 11 November 2016

SAINS, Bagian.2

Ngunandiko.113




Sains
(Ilmu Pengetahuan)

Bagian ke-2


4.   TUJUAN SAINS YUNANI.

Banyak orang – antara lain para filsuf dan ilmuwan Yunani – bekerja dengan cara yang sangat mirip ilmuwan (scientist) modern. Tujuan orang-orang Yunani adalah memahami alam, namun tidak mengubah alam itu. Gagasan bahwa alam dapat diubah tidak masuk ke dalam pikiran mereka.
Sains Yunani pada masa itu  sudah sangat tinggi, tetapi kemudian  memudar dan berhenti berkembang ; sehingga banyak negara lain yang  menyusulnya.
Jika dipandang dari penjuru sains (ilmu pengetahuan), maka  bangsa Yunani itu adalah bangsa  terbesar pada masa-nya. Ilmu apa saja, kalau kita gali asalnya, kita berjumpa dengan Aristoteles.
Karl Marx, tak jemu-jemunya memberi pujian kepada para “singa-pikiran” Yunani itu :
  • .Galen menanam biji kedokteran ;
  • .Euclides mengumpulkan matematika ;
  • .Phytagoras pasti kita pelajari di sekolah ;
  • .Archimedes tak bisa dilupakan dalam ilmu alam ; serta
  • .Demokritus dan Heraklitos, bapak teori molekul dan teori atom, bapak dialektika.

Pikiran-pikiran Yunani menjadi makin berarti dan makin penting seiring dunia yang bertambah tua.

5.   SAINS DI DUNIA ISLAM (MUSLIM)

Salah satu episode menarik dalam sejarah sains (ilmu pengetahuan) adalah yang  menyangkut berpindahnya (migration) limu-ilmu (teori dan teknik) dari Yunani. Pada abad-abad awal era baru. ilmu Yunani pindah ke Timur Tengah dan Timur Dekat., dan ilmu itu ternyata tetap hidup. Ilmu-ilmu itu kemudian perlahan-lahan diserap kembali oleh Kristen di Barat  selama Abad Pertengahan. Jadi kita menemukan situasi historis yang unik. Selama ratusan tahun di Eropa (rumah utama ilmu pengetahuan modern) ilmu telah pergi ; dan Eropa hampir tanpa kegiatan ilmiah. Sementara itu di Persia dan Arab sekolah ilmu pengetahuan berkembang dan memberi sumbangan yang berarti,   sumbangan itu boleh dikatakan berasal dari tradisi Yunani yang baru saja mereka warisi.
Ide-ide ilmiah itu, semula untuk pertama kalinya dibawa ke Persia oleh sekelompok orang Kristen Yunani. Orang Kristen Yunani itu mendirikan sekolah tentang obat-obatan (medicine) dan ilmu pengetahuan (science). Setelah kaum Muslimin menaklukkan wilayah itu (Persia) pada tahun 637, para ilmuwan ulama sekolah itu menerjemahkan teks ide-ide ilmiah itu ke dalam bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa umum dari semua muslim (orang yang mengikuti ajaran Muhammad). Dan ide-ide ilmiah itu (tentang obat-obatan dan ilmu pengetahuan) menyebar melalui Islam ke dunia Islam—negara- negara di mana kaum Muslimin hidup. Selama abad ke-8 dunia Islam meliputi wilayah-wilayah dari Spanyol sampai ke Asia Tengah, dan semua terkait dengan bahasa dan budaya yang sama.
Para ilmuwan Islam mengikuti tradisi yang dimulai oleh orang-orang Yunani ; yaitu menyimpan sejumlah besar informasi bersama-sama ke dalam suatu buku yang disebut sebagai "ensiklopedi".
Di antara yang terbesar dari buku-buku tersebut adalah ensiklopedi medis, seperti :
  • Komprehensif Kitab Al-Razi, atau Rhazes (865-925); dan
  • Canon of Medicine Ibnu Sina, atau Avicenna (980-1037).

Rhazes ataupun oleh Avicenna tidak mengembangkan  teori-teori medis baru. Namun mereka mengembangkan banyak metode praktis untuk mengobati orang sakit dan penggunaan sejumlah obat-obatan baru. Walaupun demikian ada penemuan medis baru yang dibuat oleh dokter Ibn al-Nafis (1210-1288). Dimana dokter Ibn al-Nafis tersebut menggambarkan aliran darah melalui paru-paru (sirkulasi darah di paru-paru).
Para ilmuwan Islam juga memberi sumbangan ke bidang lain (selain obat-obatan), yaitu di bidang optik dan ilmu cahaya. Hal itu timbul dari kepentingan para dokter Islam akan penyakit mata yang umum di negara-negara gurun. Buku “Optical Thesaurus”, yang ditulis oleh Ibn al-Haitham, atau Alhazen (965 - 1039), selama ratusan tahun dipakai oleh para sarjana  di negara-negara Islam dan di Eropa sebagai teks utama untuk studi optik.
Kiranya kita perlu mengucapkan terima kasih kepada orang-orang Arab yang telah memperkenalkan “Sistem Angka Hindu-Arab”, yang memiliki dampak sangat penting bagi “arithmatic”, dan masih kita pakai sampai sekarang. Selain itu teknik perhitungan variable (jumlah yang tidak diketahui), yang dikenal sebagai ”aljabar” . Aljabar dipungut oleh orang Arab dari matematika India.
Sistem angka Hindu-Arab ialah sistem angka kedudukan persepuluh yang dibentuk pada abad ke-9 oleh ahli matematika India, hal itu kemudian dipungut  oleh :
  • ahli matematika Persia (Al-Khawarizmi) dalam bukunya “Pengiraan dengan angka Hindu” yang ditulis sekitar 825M ; dan 
  • anli matematika Arab ( Al-Kindi) dalam bukunya “Penggunaan angka India” yang ditulis tahun 830M.

Kedua buku itu kemudian tersebar ke dunia barat (Eropa) pada zaman Pertengahan.
Sistem angka Hindu-Arab  ini adalah berasaskan sepuluh (asalnya sembilan), simbol yang digunakan untuk mewakili sistem ini pada dasarnya adalah berkembang di luar sistem itu sendiri. Simbol yang digunakan berasal dari angka Brahmi ; telah berkembang menjadi pelbagai variasi semenjak zaman Pertengahan.

a.   Peranan ilmuwan Islam terhadap Ilmu kimia.
Orang-orang Islam telah memberi sumbangan yang sangat besar bagi ilmu pengetahuan kimia. Orang-orang Islam itu menyumbang  pengetahuan kimia yang dikumpulkannya dari orang-orang Mesir, Babilonia, dan Yunani serta pengetahuan kimia yang didapatkannya sendiri. Pengetahuan kimia yang didapatkannya sendiri itu diperoleh dari  pengetahuan  para ilmuwan sebelumnya ditambah informasi-informasi yang diperolehnya sendiri, dan kemudian dikembangkannya menjadi beberapa prinsip kimia umum. Prinsip-prinsip ini selanjutnya digunakan oleh ahli kimia Eropa selama ratusan tahun.

Ilmuwan Islam

Tak diragukan bahwa Ilmu kimia merupakan sumbangan penting       yang telah diwariskan oleh ilmuwan Islam bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan ahli sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan oleh para kimiawan Muslim. Tak salah jika kimiawan Muslim bernama “Jabir Ibnu Hayyan (756 – 815)” sering disebut sebagai “Bapak Kimia Modern”.
b.   Peranan ilmuwan Islam terhadap pengetahuan lainnya.
Pengembangan  pembuatan kertas (paper making) oleh kaum Muslimin pada tahun 751 adalah sangat penting bagi para ilmuwan. Meskipun pembuatan kertas itu  diadaptasi oleh kaum Muslimin dari China, namun melalui mereka (orang orang Arab) pembuatan kertas itu dibawa ke Barat.
Sains Islam dalam banyak hal adalah perpanjangan dari tradisi Yunani.  Namun Arab (Islam) mampu memanfaatkan tradisi Yunani itu dan menambahnya dengan berbagai ilmu dari negara-negara non-Yunani seperti Persia, India, dan China. Dengan demikian bisa memperluas sejumlah bidang ilmu alam dan filsafat. Sejumlah bidang ilmu alam dan filsafat itu tidak pernah mencapai puncak setinggi  yang dicapai oleh ilmu dan tradisi Yunani, namun para ulama dan sarjana  Arab terus membawa ilmu dan tradisi yang berasal dari Yunani itu tetap hidup dan berkembang selama dunia Eropa dalam keadaan tertidur.

6.   SAINS EUROPA PADA ABAD PERTENGAHAN.

Antara abad ke-11 dan ke-15, di periode yang dikenal sebagai Abad Pertengahan, banyak perubahan terjadi di Eropa yang memiliki dampak signifikan pada pembelajaran. Beberapa dampak tersebut adalah karena penemuan  dari China dan Islam seperti :
  • .penemuan  mesiu,
  • .penemuan kertas ; dan
  • .penemuan  kompas serta instrumen lainnya untuk navigasi.

Sementara itu kegiatan perdagangan juga sangat meningkat, hal itu berakibat penyebaran ide-ide baru dan munculnya universitas-universitas (kata "universitas" berasal dari bahasa Latin universitas magistrorum et scholarium, yang kira-kira berarti "komunitas guru dan ulama."  Universitas diciptakan di Italia dan berkembang dari sekolah Katedral untuk pendeta selama Abad Pertengahanlihat Wikipedia) antaranya adalah .
  • .Universitas Bologna dan  Padua di Italia.
  •  Cambridge dan Oxford di Inggris ; dan
  • .Universitas Paris di Perancis ; dan
Perang Salib-perang yang dilancarkan oleh orang-orang Kristen terhadap kaum Muslimin  membawa terjadinya kontak antara ilmuwan Islam dengan pemikiran-pemikiran Yunani. Hal itu membantu menghidupkan kembali ilmu dan pemikiran Yunani yang telah dilupakan. Lembaga-lembaga sebagai pusat untuk menerjemahkan dan mempelajari karya-karya Yunani dan Arab telah berdiri di Spanyol dan Sisilia, di kedua tempat itu perang Salib juga dilancarkan. Para ulama dan sarjana di pusat-pusat tersebut telah secara lengkap  mempelajari  hampir seluruh karya Yunani dan Arab  untuk dibawa kembali ke Eropa Barat.
Seperti diketahui, telah lama sejumlah sarjana menekankan pentingnya suatu percobaan (experiment) untuk membuktikan fakta-fakta ilmiah ; di antara  sarjana-sarjana itu adalah :  
  • Roger Bacon (1214 - ....) di Inggris ; dan
  • Theodoric Freiburg (1250 - 1311) di Jerman.

Disamping itu beberapa ahli anatomi juga telah memeriksa secara langsung tubuh manusia untuk mempelajari fakta-fakta yang ada pada tubuh manusia, dan bukan  hanya mengandalkan teori seperti masa-masa  sebelumnya.
Setelah berkembang cukup jauh, sains itu akhirnya terpisah menjadi 2 (dua) pisahan ilmu atau sains :
  •  pisahan sains yang berkembang dalam ide-ide dan teori-teori ;
  •  pisahan sains yang berkembang dalam proses penggunaannya.

Kedua pisahan sains tersebut adalah  seperti layaknya kepala dan tangan yang terpisah ; pada waktu ini hal itu dikenal sebagai "sains (ilmu pengetahuan)" dan "teknologi".
Pada abad ke-16 dan ke-17 kedua pisahan ilmu itu bertemu kembali, hal itu menandai lahirnya sains (ilmu pengetahuan) modern, yaitu : sains  yang menggunakan teori, pengamatan, percobaan (experiment)  dan hubungan matematika.  Sains modern berusaha tidak hanya untuk memahami alam, tetapi juga mengendalikan dan mengubah alam itu.
Selama Abad Pertengahan, sajana-sarjana  gereja –seperti Albertus Magnus (1206 - 1280), Thomas Aquinas (1225 – 1274), dan lain-lain sepertinya selalu mengikuti  pandangan kaum Arestotelian, yaitu  pandangan utama gereja (kaum Kristiani). Pada waktu itu pandangan gereja merupakan satu-satunya pandangan resmi yang berlaku. Keadaan itu menyebabkan para ilmuwan sangat sulit untuk tidak setuju secara terbuka dengan ide-ide yang yang telah diterima gereja.
Namun demikian, pada masa itu, masih ada  kemajuan-kemajuan  di  berbagai bidang keilmuan antara lain :
  • mekanika (studi ilmu gerak benda) ;
  • penggunaan matematika untuk mempelajari fenomena alam ;
  • eksperimen (a.l melalui percobaan di laboratorium) untuk mempelajari fenomena alam ;  dan
  • lain-lain seperti pembentukan universitas..

Pembentukan universitas inilah yang kiranya memberi sumbangan besar, dalam Abad Pertengahan, bagi pengembangan sains. Di universitas -universitas itulah para sarjana (cendikiawan-cendikiawan) dapat bersama-sama dalam suatu kelompok mempelajari dan mengumpulkan pengetahuan, dan kemudian diteruskan oleh orang-orang lain yang datang kemudian.

7.   LAHIRNYA KEMBALI SAINS (RENAISSANCE).

Pada pertengahan abad ke-16 telah ditemukan kompas dan mesin cetak, selain itu para pelaut telah berlayar ke seluruh dunia dan membuktikan bahwa bumi itu bulat—walaupun bahwa bumi itu bulat telah diyakini oleh sejumlah orang jauh sebelumnya seperti misalnya Aristoteles (384 SM – 322 SM) .
Penemuan mesin cetak dan pencetakan buku itu telah meningkatkan dan memudahkan penyebaran pengetahuan dan naskah-naskah kuno yang telah dilupakan. Pengetahuan dan naskah-naskah kuno itu dapat dicetak kembali sebagai informasi melalui mesin cetak dan buku-buku. Dengan demikian suatu semangat baru tumbuh dikalangan para sarjana (cendikiawan-cendikiawan) untuk mengamati dengan cermat (to observe carefully), mengukur (to measure), dan  melakukan percobaan  (to experiment) dalam mempelajari gejala-gejala alam.
Periode ini disebut Renaissance, sebuah kata dari bahasa Perancis yang artinya adalah  "kelahiran kembali (rebirth)". Selama masa Renaissance pendekatan baru dalam ilmu pengetahuan atau sains diperkenalkan. Para ilmuwan mulai mengamati dengan cermat, mengukur, dan melakukan percobaan (experiment) dalam mempelajari fenomena alam.
Tahun 1543 ditandai oleh suatu peristiwa yang paling penting dalam perkembangan sains (ilmu pengetahuan)  baru. Pada tahun 1543 itu dua buku besar telah terbit yaitu  :
  • De Revolutionibus orbium coellestium (“On the Revolutions of the Heavenly Bodies”) ditulis oleh Nicolaus Copernicus (1473 – 1543) ;
  • De humani corporis fabrica (“On the Structure of the Human Body”) ditulis oleh Andreas Velasius (1514 - 1564).

    Pada masa Renaissance para ilmuwan dengan cermat mengamati, megukur dan melakukan percobaan untuk mempelajari fenomena alam . para ilmuwan tersebut antara lain adalah Nicolaus-Copernicus (1473 - 1543) dan Andreas-Vesalius (1514 - 1564) seperti berikut ini.

a. Nicolaus Copernicus.
Dalam buku-nya Copernicus mengemukakan teori bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari. Teori ini adalah dasar dari teori modern dari tata surya.
Teori Copernicus menyatakan bahwa matahari adalah pusat dari tata surya. Ia menyatakan bumi adalah planet seperti Venus, Mars, dan lain-lain. Semua planet berputar mengelilingi matahari dalam orbit lingkaran. Menurut teori Copernicus, bumi memiliki tiga gerakan :

  • gerakan sehari-hari berputar pada porosnya sendiri ;
  • orbit tahunan mengelilingi matahari ; dan
  • gerakan melingkar sangat lambat dari poros itu sendiri.
Dalam bukunya Copernicus memberi serangkaian argumen matematika yang panjang untuk membuktikan gerakan ini.
Ada beberapa kelemahan dalam teori Copernicus. Yang terbesar di antaranya adalah pernyataan bahwa planet-planet bergerak dalam orbit lingkaran sempurna. Dengan menggunakan teori Copernicus sebagai dasar, kemudian para astronom mampu memberikan gambaran yang lebih akurat dari sistem surya.

b. Andreas Vesalius.
Selama lk 1.300 tahun cara pengobatan seperti yang dilakukan oleh Galen (130 – 218) telah diterima di Eropa. Galen mengembangkan teorinya tentang tubuh manusia dengan cara membedah tubuh kera dan hewan lainnya. Galen melakukan sangat sedikit studi tentang tubuh manusia dengan hanya mengamatinya. Beberapa ahli anatomi setelah Galen telah melakukan  pembedahan atau disseeting tubuh. (Dissection is the dismembering of the body of a deceased animal or plant to study its anatomical structure.). Para ahli anatomi memiliki pembantu (asistent) yang melakukan pekerjaan yang sebenarnya, sementara itu para ahli anatomi tersebut duduk beberapa kaki jauhnya dan mengawasi. Ahli anatomi Belgia (Vesalius) membuat uraian dan gambar bagaimana seorang ahli anatomi harus melakukan pembedahan (disseeting). Vesalius menyatakan bahwa ini adalah satu-satunya cara seorang ahli anatomi bisa belajar tentang apa yang sebenarnya dari tubuh dan bagian-bagiannya.
Vesalius ragu dengan beberapa ide Galen, namun Vesalius  menambahkan bahwa cara pengamatan (obsevation) dalam anatomi  sangat berharga bagi ahli anatomi. Vesalius menjelaskan dalam bukunya (Fabrica) rincian studi tubuh manusia secara keseluruhan. Fitur yang paling mencolok dari “Fabrica” adalah gambar-gambar megah anatomi yang dibuat oleh salah satu seniman besar pada waktu itu.


“Fabrica” menjadi buku teks yang digunakan dalam studi anatomi selama bertahun-tahun. Kebanyakan ilmuwan berpikir bahwa seluruh studi anatomi pada waktu itu dibentuk oleh metode Vesalius sebagaimana tercantum dalam bukunya yang terkenal.

8.   REVOLUSI SAINS

Gerakan untuk mempelajari sains (ilmu pengetahuan) dengan pengamatan (observation) dan percobaan (experiment) dimulai pada abad ke-16. Dan selama abad ke-17 gerakan ini telah menjadi suatu revolusi sains.
Pada tahun-tahun awal abad ke-17 telah muncul sejumlah pernyataan yang ditulis tentang bagaimana sains (ilmu pengetahuan) harus dilakukan. Pada awal abad itu, pada tahun 1600, sebuah buku berjudul De Magnete ("Mengenai Magnet") karya Williams Gilbert (1540-1603) telah terbit. Dalam buku itu, Gilbert melakukan lebih daripada studi langsung tentang magnet, namun Gilbert juga memberi contoh-contoh dari percobaan (experiment). Hal seperti itu merupakan suatu pendekatan baru dalam sains. Bahkan Gilbert men-dedikasi-kan bukunya kepada orang-orang "yang mencari pengetahuan tidak dari isi buku, namun langsung dari benda-benda itu  sendiri” (bersambung).

*
Science knows no country, because knowledge belongs to humanity, and is the torch which illuminates the world. Science is the highest personification of the nation because that nation will remain the first which carries the furthest the works of thought and intelligence. (Louis Pasteur).

*

1 komentar:

  1. Bung Yos ! Ngunandiko tentang Sains ini belum dapat dilanjutkan lagi Bahan-bahan masih diolah, ternyata sukar untuk diuraiakan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Mohon sabar dan doanya !

    BalasHapus